Rabu, 03 November 2021

Ketegasan dan Kemarahan Yang Tidak Memiliki Hubungan Spesial

Kami duduk di sudut gedung fakultas. Saat itu hari sudah sore kala seorang rekan memberitahukan unek-uneknya. "Kamu belum pantas memimpin, kamu terlalu lemah tidak tegas," umpatnya. Pernyataan itu diutarakan pada saya beberapa hari sebelum pendaftaran calon ketua himpunan mahasiswa jurnalistik berakhir.

Saya tetap mendaftar satu hari sebelum pendaftaran ditutup. Keinginan itu muncul dari teman-teman satu angkatan. Mereka mendorong saya untuk mau mengambil resiko menjadi pemimpin meski tak di bekali ketegasan seperti yang di kritik rekan saya sebelumnya. Jadilah saya calon ketua himpunan mahasiswa jurnalistik Universitas Islam Bandung periode 2006 - 2007

Diluar rumah, saya memang jarang sekali marah. Sikap saya lebih kepada ga enakan dengan orang lain. Perilaku ini tentunya tidak disukai para sahabat yang lebih sering melihat saya memaklumi sikap orang lain yang seharusnya layak mendapatkan sebuah kemarahan dari saya.

Akibat banyaknya kritik tentang saya yang jarang marah, muncul pikiran yang selalu menghantui, apakah saya tidak tegas? seperti apa yang namanya tegas? apakah tegas itu harus selalu tercermin dengan amarah?Waktu berlalu. Saya menemukan sebuah buku yang sangat menarik dari seorang penulis internasional yang sangat terkenal, Dale Carnegie. Buku itu berjudul How to Win a Friend and Influece People. Cerita favorit saya ada pada bab satu.

Di ceritakan di bab itu tentang Bob Hoover, seorang pilot penguji terkenal yang sering tampil dalam pertunjukan udara. Pada suatu ketika dalam sebuah pertunjukan udara di San Diego, mesin pesawat yang dikendarai oleh Hoover berhenti mendadak pada ketinggian tiga ratus kaki di udara. Dua mesinnya mati. Dengan manuver yang sangat terampil dia berhasil mendaratkan pesawat tanpa cidera. Pesawatnya rusah parah.

Hoover memeriksa bahan bakar pesawat. Seperti yang dia curigai petugas telah salah mengisikan jenis bahan bakarnya. Segera dia meminta bertemu mekanik yang bertugas mengisi bahan bakar pesawat. Lelaki muda itu pucat dengan air mata bercucuran. Dia nyaris membunuh tiga orang awak dalam pesawat tersebut.

Kita semua tentu dapat membayangkan kemarahan sang pilot. Pria seperti ini pantas diberikan pukulan matahari atau pukulan kunyuk melempar buah. Yang mengejutkan, Hoover sama sekali tidak memarahi mekanik itu. Dia memeluk tubuh mekanik. Air mata sang mekanik makin berderai. Hoover berkata, "Untuk menunjukkan pada Anda bahwa saya yakin anda tidak melakukannya, saya ingin Anda merawan pesawat F-51 saya besok." Hasilnya, anak muda itu menjadi sangat hati-hati dan teliti.

Dengan membaca kisah ini, saya menjadi yakin pada diri saya. Ketegasan tidak selalu tentang teguran dan amarah. Dan saya pun berhasil memimpin himpunan saya selama satu periode tanpa kudeta.

Di akhir bab pertama dalam bukunya Dale Carnegie berkata "Sebagai ganti dari mencerca orang, mari kita coba untuk mengerti mereka mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan. Hal itu jauh lebih bermanfaat dari pada memberikan mereka amarah."

Untuk membuat orang mau melakukan apa yang kita inginkan, kita harus terlebih dahulu mendapatkan simpati, toleransi dan kebaikan hati orang itu. Untuk mendapatkannya, kita harus mengenal mereka dan memaafkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar