Senin, 28 Februari 2011

Assasin, don't kill our friendship

Aku jadi teringat saat menonton bersama teman-teman beberapa waktu yang lalu. Ninja assassin yang fenomenal itu - dibintangi oleh Rain. Bintang korea yang menjadi pujaan sebagian besar perawan indonesia. Kami memutuskan menontonnya di bioskop Sumatra karena lebih murah. Tapi pengalaman itu menjadi sangat menggelitik.
Pada malam itu..
Kami tiba disambut lahan parkir yang masih sepi. Masuk kebioskop seraya ditatap wajah asing yang datar dan aroma yang standar. Kami berharap dengan dana yang pas-pasan dapat film yang lumayan untuk diceritakan kembali nanti. Dengan tiket super murah kami masuk ke teater penuh semangat. Ruangan itu tampak gelap dan hangat (lebih tepatnya pengap). Duduk dibarisan paling kiri nomor dua dari deretan atas.
Film itu sudah berlangsung saat kami masuk. Layar itu bergerak sendiri diikuti cahaya yang redup. Kami kira ini hanyalah selingan sebelum film itu dimulai. Alangkah terkejutnya kami ternyata film bisu ini adalah peran utama malam itu.
Ohh..
Sebuah kualitas yang tidak buruk (sindiran) namun sangat tidak berkelas. Uang lima ribu kami lewat dalam sekejap kami tukar dengan cahaya redup tanpa suara.
Uff.. Lenyap sudah..
Malam yang indah bersama film bisu yang redup, Tapi tetap kami nikmati adegan demi adegan seraya bercanda ria, hanya untuk menghargai perjuangan si pemutar pita seluloit yang terdengar kepayahan menggulung klise demi klise. Tepat diatas kami.
perjuangan sebagai teman tak hanya sampai disini. baik dan buruk bersama. baik dan buruk tetap bercanda ria. baik dan buruk tetap setia.
aku jadi teringat setiap malam-malam kita. makan nasi uduk di samping tugu juang yang selalu menunjuk ke arah enambelas (nama tempat). menyantap hidangan di temani banci yang menggoda. dengan perut kenyang kami gemetar dan menahan tawa.
hahahahahahahahahahhaha... banci genit yang bodoh... kau bagian dari sejarah persahabatan kami...
hahahahahahahahahahahah...
teman, teman, teman..
selamanya, selamanya, selamanya..

dedicate to our friendship..